Rizky, seorang penderita LDR yang tak pernah lelah untuk mencintai
kekasihnya, yaitu Ata, itu nama panggilannya. Dia dipanggil Ata karena itu
akronim dari nama panjangnya sendiri, yaitu Ade Tya Apriani.
Rizky merupakan cowok yang sangat perhatian, itu karena Ata
adalah cewek yang haus akan perhatian. Jadi sebagai pacar, sudah kewajiban
Rizky untuk memberikan perhatian lebih kepada Ata.
Sebenarnya Rizky dulu orang yang cuek, nggak peduli dengan
siapapun, termasuk dengan dirinya sendiri. Itu terlihat dari kost-an Rizky yang
tidak terurus, barang berserakan dimana-mana, sempak bergelantungan disetiap
sudut kosan yang hanya berukuran 1x2 meter, kosan itu memiliki kamar mandi
didalem, tapi sayang, tempat tidurnya diluar.
Tapi semenjak pacaran dengan Ata hidup Rizky berubah, sedikit
demi sedikit mulai membaik.
Rizky dan Ata pacaran sudah cukup lama, namun tak seperti
pasangan sewajarnya, yang biasa jalan bareng, makan bareng, nyabutin bulu ketek
bareng.
Penyebabnya adalah jarak.
Jarak yang membuat
Rizky tak bisa melakukan semua itu bersama Ata. Namun jarak pula yang membuat
Rizky mengerti arti sebuah perjuangan dalam percintaan.
Jarak tak menjadikan Rizky
menyerah begitu saja, selama masih bisa berkomunikasi, perpisahan tak akan
pernah terjadi, bagi Rizky.
Komunikasi pula yang membuat Rizky tak pernah henti memberi perhatian
kepada Ata, mulai dari setiap subuh nelponin Ata hanya untuk mengucap “Asholatuhoirum
minnan naum” setelah itu Rizky tidur lagi. Nggak Sholat.
Kemudian berlanjut ngucapin selamat pagi, mengingatkan
sarapan, dan yang tidak pernah ketinggalan yaitu “semangat ya buat hari ini”.
Sepanjang hari, komunikasi lewat Handphone tak pernah lepas,
baik Rizky maupun Ata. Apalagi ketika malam tiba, pertanyaan-pertanyaan yang merujuk
ke perhatian segera Rizky tanyakan.
Mulai dari “kamu hari ini ngapain aja?”
“kamu tadi kuliah belajar apa?”
“kamu sehari ini udah boker berapa kali?”
Komunikasi menjadi sangat penting bagi Rizky dan Ata.
Suatu saat pernah terjadi missed
komunikasi ketika Rizky ngingetin Ata untuk makan, begini kejadiannya:
Rizky: “yang jangan lupa makan, ya”
Ata: “iya, sayaaaang”
Rizky: “yaudah sana makan”
Ata: “apa?! Jadi kamu cuma nyuruh aku makan?! Kamu nggak
nyuruh aku minum? Nanti kalo aku makan doang, terus seret atau keselek gimana? Kamu
tega liat aku keselek? Kamu jaat! Jangan hubungin aku lagi!”
Belum sempat Rizky membalas, nomor Ata sudah tidak aktif
lagi, kurang lebih seminggu Rizky di diamkan oleh Ata.
Sepele memang, hanya karna kelupaan ngingetin minum malah
Ata ngambek sampe segitunya. Tapi terkadang kesalahan kecil dalam berkomunikasi
bisa berakibat fatal.
Dari kejadian itu Rizky belajar banyak, bahwa komunikasi
harus dijaga dengan baik, jangan sampai ada kesalahpahaman yang disebabkan
kesalahan dalam berbicara atau berkomunikasi.
Setelah ngambeknya Ata reda, Rizky jadi makin perhatian, dan
yang pasti lebih menjaga komunikasi dengan baik, dan sampai kini hubungan
mereka tetap berjalan harmonis, sanguinis, melankolis dan glikolisis.
Bersambung..
Hello saudara-saudara beda emak beda bapak, sebelumnya gue
mau minta maap, postingan sifat-sifat anak tektannya terpaksa nggak gue
lanjutin, karena gue ngerasa yang belum gue tulis sifatnya nggak ada yang aneh,
mungkin bukan nggak ada, tapi gue aja yang belum tau kalian lebih dalam. Masih ada
sih beberapa yang aneh, tapi masa iya gue nulis sebagian doang, ntar tinggal
nyisa dikit. Nggak, gue nggak mau ntar timbul pemikiran gue membeda-bedakan
kalian, jadi keputusannya sudah bulat, nggak ada yang gue tulis lagi. “tok
tok tok” Ketuk palu 3 kali.
Terus tentang cerita
diatas, nggak ada hubungannya sih sama tektan ini, tapi liat inti ceritanya,
intinya cerita diatas adalah tentang pentingnya komunikasi.
Komunikasi itu penting buat angkatan kita, yang mau gue
omongin komunikasi di tektan ini bukan sekedar ngobrol, teguran ketika bertemu atau
sekedar jarkom. Bukan cuma itu, tetapi tentang rasa keterbukaan.
Kita nggak saling tau sifat kita masing-masing sebenarnya
gimana, yang kita lihat cuma dari sifat luarnya aja, si A pendiam, si B banyak
omong, si C baik banget dan lain-lain.
Siapa tau dibalik dia yang pendiam dia menyimpan uneg-uneg
segunung tentang kita, siapa tau dibalik dia yang baik banget, sebenernya dia
kesal sama kita, karena kita nggak ada timbal balik atas kebaikannya.
Rambut sama hitam, kulit sama putih, hati orang
siapa yang tau (Nando, 2013).
Balik lagi ke komunikasi, ada baiknya kita saling terbuka,
saling tegur bila salah satu teman kita ada yang salah, biar nggak ada missed
komunikasi antara kita, biar nggak ada yang salah paham.
Kadang saat becanda, atau menghina, kita nggak mikirin perasaan
dia gimana, walaupun itu nggak serius, tapi bisa aja dia nanggepinnya beda,
mungkin diluar dia biasa-biasa aja, tapi yang sebenernya? Kita nggak tau.
Gue sebenernya pengen ketika rapat angkatan kita ngomong
satu-persatu, ngomong tentang uneg-uneg kita selama di tektan ini, disitu kita
saling terbuka, biar kita semua tau apa yang si A rasain, apa yang si B alamin,
apa yang si C ingin.
Biar kedepannya kita bisa lebih prihatin, biar lebih
menghargai perasaan orang, biar nggak ada lagi yang ditutup-tutupin, kalo kata
lagu jadul sih, jangan ada dusta diantara kita. :))
Sekian.
Memahami diri sendiri itu rumit, makanya manusia butuh orang lain
untuk membantu mengerti.
Cukup panjang postingan gue kali ini, semoga kalian nggak katarak
karna kelamaan baca.
Terakhir,
Dikoment ya coy! :D
Kapan naik gunung ?
BalasHapus